ABSTRAK
Pratikum ini bertujuan untuk melihat bentuk
sel darah merah, lamanya waktu beku darah, waktu koagulasi, waktu pendarahan
dan waktu laju endap darah.
Metode yang digunakan adalah preparat darah natip, penetapan waktu koagulasi, waktu
pendarahan dan waktu laju endap darah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa, pada preparat darah
natip diperoleh sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan
keeping-keping darah (trombosit)yang merupakan komponen sel darah, waktu beku
darah dan waktu pendarahan antara laki-laki dan perempuann berbeda serta laju
endap darah tiap sampel juga berbeda.
Kata kunci:
Preparat darah natif, waktu beku darah, waktu pendarahan, laju endap darah, dan
berat jenis darah.
PENDAHULUAN
Darah
adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel
darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit, leukosit, dan
eritrosit (Evelyn, 2006). Darah merupakan jaringan tubuh yang terdiri dari
bagian cair (plasma) dan bahan-bahan interseluler. Plasma darah dan sel-sel
darah dapat terpisah dan bebas bergerak dalam cairan interseluler. Cairan
ekstrasel dalam darah mensuplay sel-sel dengan nutrisi dan zat-zat lain yang
diperlukan untuk fungsi selular, tetapi sebelum digunakan zat ini harus
ditransfort melalui membrane sel dengan dua proses utama yaitu difusi dan
osmosis serta transfor aktif. Dinding sel eritrosit sangat permeable terhadap
sifat apapun. Darah mempunyai beberapa fungsi yang penting untuk tubuh. Darah
mengangkut zat-zat makanan dari alat pencernaan ke jaringan tubuh, hasil limbah
metabolisme dari jaringan tubuh ke ginjal, dan hormon dari kelenjar endokrin ke
target organ tubuh (Sonjaya, 2005).
Darah merupakan cairan dengan
volume yang berbeda-beda tergantung pada jenis kelamin, ukuran tubuh, dan umur
setiap orang atau individu. Jumlah darah dalam tubuh bervariasi tergantung pada
berat tubuh seseorang. Pada orang dewasa 1/13 berat badan kira-kira 4-5
liternya adalah darah. Faktor lain yang juga menentukan banyaknya darah adalah
umur, pekerjaan, keadaan jantung dan pembuluh darah. Total sirkulasi dari
volume darah diperkirakan sekitar 5 s/d 8% dari total bobot badan dan angka ini
bervariasi menurut umur, spesies, besar tubuh, aktivitas, status kesehatan,
status gizi dan kondisi
fisiologi (bunting dan laktasi) (Syarifuddin,
2002).
Darah adalah cairan yang terdapat
pada semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan metabolisme dan juga
sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah di dalam pembuluh
darah, cairan interstitial disekitar sel, dan cairan limfe di dalam pembuluh
limfe menyusun lingkungan dalam dari makhluk hidup. Darah juga berpartisipasi
dalam pengaturan kondisi asam-basa, keseimbangan elektrolit dan temperature
tubuh, dan sebagai pertahanan suatu organisma terhadap penyakit. Semuanya
adalah fungsi yang berhubungan dengan pemeliharaan lingkungan internal yang konstan
(Siregar, 1995).
METODE PRATIKUM
Alat Dan
Bahan
Alat yang digunakan
dalam praktikum ini antara lain: lancet pen, objek glass, cover glass, mikroskop, pipa kapiler, cawan petri
berlapis parafin, stopwatch, tabung westergrin dengan raknya, dan tabung reaksi dan tutup
tabung reaksi.
Bahan yang digunakan adalah
kertas saring, sampel darah, antikoagulan, heparin, larutan NaCl 0,9%, alkohol
70%, minyak emersi dan kapas.
Metode Percobaan
Metode paktikum pada preparat
darah natip adalah menyiapkan objek glass dan preparat yang telah bersih dengan
alkohol. Kemudian menetesi dengan
larutan NaCl 0,9% sebanyak 1-2 tetes, lalu tetesi darah sebanyak satu tetes
dari ujung jari yag telah di tusuk dengan lancet pen, dan menghisap
dengan kertas saring apabila darah di cover glass berlebihan. Selanjutnya mengamati di bawah
mikroskop dengan perbesaran objektif 10x, 40x, dan 100x bila perlu dengan
menggunakan minyak emersi. Kemudian memperhatikan
bentuk sel darah merah (yang miring, datar, dan adanya rouleuax), bentuk sel
darah putih (adanya granula, pergerakannya, dan sebagainya).
Metode paktikum pada penetapan waktu
koagulasi ada dua cara yaitu dengan menggunakan cawan petri dan pipa kapiler.
Dengan menggunakan cawan petri, hal pertama yang dilakukan adalah menusuk ujung
jari dengan lancet pen dan mencatat waktunya. Kemudian meneteskan darah tersebut
ke cawan petri yang berlapis parafin sebanyak 1-2 tetes. Lalu menusuk darah
tersebut dengan jarum pentul
secara perlahan-lahan sampai adanya benang fibrin. Sedangkan dengan menggunakan
pipa kapiler, yaitu memasukkan darah yang keluar dari ujung jari kedalam pipa
kapiler (yang tidak mengandung
heparin) sampai 4/5 pajang pipa dengan cara menempelkan satu ujungnya
pada darah yang keluar dari ujung jari. Kemudian menggenggam pipa kapiler tersebut
yang berisi darah dalam tangan untuk mempertahankan pada suhu tubuh selanjutnya
menunggu
2 menit lalu mematahkan
pipa tersebut 1/10 panjang pipa yang berisi darah, dan mengulangi setiap ½ menit
sampai terbentuk benang fibrin. Hal ini ditandai dengan bergantungnya bagian
pipa yang patah.
Metode praktikum pada waktu pendarahan
adalah menusuk ujung jari dengan lancet pen yang bersamaan dengan menekan stopwatch pada saat
timbulnya tetes darah pertama dari tusukan tersebut. Kemudian mengisap setiap tetesan darah
dari ujung jari tersebut dengan kertas saring, sampai tidak ada noda darah
lagi.
Metode praktikum pada waktu laju
endap darah adalah menyiapkan tabung westergrin dengan raknya, dan sampel darah
yang telah tercampur
dengan antikoagulan (natrium sitrat). Kemudian
memasukkan ke dalam
tabung westergrin lalu membiarkan berdiri tegak di raknya sampai isi tabung
bertanda minus. Selanjutnya mencatat
berapa mm turunnya
eritrosit setelah 30 menit,
60 menit
dan 90 menit.
Metode
praktikum pada berat jenis dapat dilakukan dengan menggunakan laktodensimeter.
Darah dimasukkan kedalam tabung laktodensimeter, kemudian menempatkan di
permukaan yang rata dan datar. Memasukkan laktodensimeter ke dalam tabung,
kemudian membaca skalanya. Setelah itu, mencatat dan membandingkan berbagai
sampel`darah lain.
.
Hasil
Dan Pembahasan
A.Preparat darah natip
Tabel 1.
No.
|
Jenis
Darah
|
Gambar
|
1
|
Sel
darah merah (eritrosit)
|
|
2
|
Sel
darah putih (leukosit)
|
|
3
|
Keping
darah (trombosit)
|
|
Preparat : Darah manusia
Perbesaran : 100x
Dari hasil pengamatan terlihat adanya
komponen- komponen darah yang terdiri atas eritrosit, leukosit, dan trombosit
yang tersebar dalam plasma darah. Hal
ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2013), bahwa komponen selluler dari darah
termasuk sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan
keping-keping darah (trombosit). Hal ini juga sesuai
dengan pendapat Frandson (1993), yang menyatakan bahwa elemen-elemen darah yang
memiliki bentuk meliputi sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih
(leukosit), dan keping-keping darah (platelet).
Sel darah putih terlihat sangat
berbeda dengan sel darah merah ini disebabkan karena sel darah putih memiliki
inti sel. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sonjaya (2013), bahwa perbedaan leukosit dan eritrosit adalah leukosit selalu
mempunyai inti sel dan sitoplasma serta mampu bergerak bebas.
Keping-keping darah (trombosit) merupakan sel darah yang paling
kecil dari kedua sel darah yang lain letaknya tidak teratur atau tersebar. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya
(2013), bahwa trombosit merupakan fragmen sel yang berdiameter 2-4ยต, dibentuk
dalam sumsum tulang dan limpa dan mempunyai masa hidup 8-10 hari.
B.
Penetapan waktu koagulasi
Tabel 2.
Cawan Petri
|
Pipa Kapiler
|
||
Laki-laki
(♂)
Peremp-uan |
95
detik
95
detik
|
Laki-laki (♂)
Perem-puan
|
191
Detik
203
detik
|
Sumber
: Hasil peratikum di laboratorium fisiologi
ternak,2013
Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui bahwa waktu koagulasi pada cawan petri untuk laki-laki adalah 95
detik. Sedangkan waktu koagulasi pada pipa kapiler untuk laki-laki selama 191
detik. Sedangkan waktu koagulasi pada cawang petri untuk perempuan yaitu 95 dan
waktu koagulasi pada pipa kapiler untuk perempuan yaitu 203. Hal ini
menunjukkan bahwa waktu koagulasi pada perempuan lebih
lambat dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini disebabkan karena kandungan garam
kalsium dalam tubuh kurang akibatnya akan sangat berpengaruh terhadap
pemecahan trombosit yang mengandung tromboplastin yang
penting dalam pembekuan darah, dimana tromboplastin akan bertemu protrombin dan
dengan bantuan kalsium dan vitamin K akan menjadi trombin yang dapat mengubah
fibrinogen menjadi fibrin. Hal ini sesuai dengan pendapat akbar,chairul(2007),
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi waktu koagulasi darah yaitu adanya
pembentukan tromboplastin, adanya ion kalsium dan substansi tambahan faktor
trombosit bereaksi dengan faktor anti hemofilik membentuk tromboplastin,
protrombin, prokonvertin, akselerator konversi serum protrombin, dan ion
kalsium
C.
Waktu perdarahan
Tabel
3
No
|
Jenis
kelamin
|
Waktu
|
1.
|
Laki-laki
|
41,66 detik
|
2.
|
Perempuan
|
42,55
detik
|
Sumber : Hasil peratikum di laboratorium
fisiologi ternak,2013
Dari tabel diatas diperoleh
hasil waktu pendarahan pada laki-laki 41,66 detik sedangkan pada perempuan 42,55
detik. Hal ini disebabkan dari besar kecilnya luka, dimana semakin kecil luka
maka darah yang keluar juga sedikit sehingga waktu pendarahan yang diperlukan
juga singkat, begitupun sebaliknya semakin besar luka maka darah yang keluar
juga banyak sehingga waktu pendarahan yang diperlukan juga banyak. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sonjaya (2013), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendarahan
adalah besar kecilnya luka, suhu, status kesehatan, umur, besarnya tubuh dan aktivitas, kadar hemoglobin dalam plasma
dan kadar globulin dalam darah.
D.
Laju Endap
Darah
Tabel
4
Jenis
ternak
|
Waktu/menit
|
||
30
|
60
|
90
|
|
Ayam
potong
|
1mm
|
2
mm
|
3mm
|
Ayam
kampong
|
2mm
|
4
mm
|
7mm
|
Sapi
|
0,6
mm
|
0,7mm
|
0,8
Mm
|
Sumber
: Hasil peratikum di laboratorium fisiologi ternak,2013
Dari data di atas dapat di lihat
bahwa laju endap darah dari masing-masing sampel darah berbeda-beda hal ini di
pengaruhui oleh beberapa faktor yaitu Faktor eritrosit, plasma, dan teknik
dapat mempengaruhi laju endap darah.Hal ini sesuai dengan pendapat (radiopoetra,2000)
yang berpendapat bahwa Proses pemeriksaan sedimentasi
(pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung
khusus selama (waktu di tentukan) Makin banyak sel darah merah yang mengendap
maka makin tinggi laju endap darahnya. Tinggi rendahnya laju endap darah sangat
dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita. Biasanya, jika terjadi radang laju endap
darah tergolong tinggi. Laju endap darah tinggi atau rendah tentu disebabkan
oleh beberapa faktor. Faktor eritrosit, plasma, dan teknik dapat mempengaruhi
laju endap darah.
E. Berat Jenis
Tabel 5
Jenis ternak
|
Berat jenis
|
Ayam potong
|
1,046mm
|
Ayam kampung
|
1,054mm
|
Sapi
|
1,044mm
|
Sumber : Hasil peratikum di laboratorium
fisiologi ternak,2013
Berdasarkan tabel di
atas dapat di lihat bahwa berat jenis darah berbeda-beda sesuai dengan jenis
ternaknya.Hal
ini sesuai denganpendapat (Senar,2012)yang menyatakan bahwa
berat jenis darah tergantung pada kosentrasi protein plasma,kekentalan cairan
darah sebagai suspense,derajat ke asaman PH dan kandungan oksigen.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Fisiologi Ternak
Dasar mengenai Darah I maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Darah terdiri atas dua komponen
yaitu plasma darah dan sel darah yang terdiri atas beberapa jenis yaitu sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping-keping darah
(trombosit).
Waktu
koagulasi adalah waktu mulai darah keluar sampai terbentuknya benang fibrin.
Untuk waktu koagulasi pada pipa kapiler untuk pria adalah detik dan
untuk wanita yaitu 191
detik, sedangkan waktu koagulasi untuk
perlakuan cawan petri pada pria adalah 95 detik dan untuk waktu koagulasi pada pipa kapiler pada wanita
yaitu 203 detik.
Dan waktu koagulasi pada cawang petri untuk wanita yaitu95 detik.
Waktu
pendarahan adalah waktu mulai terjadinya tetes darah pertama sampai tidak ada
lagi noda di kertas saring. Waktu pendarahan pada pria yaitu 5 detik sedangkan pada wanita yaitu 34 detik.
Laju Endap Darah yaitu kecepatan
mengendapnya sel darah merah hingga terbentuknya plasma yang sangat jelas
terlihat pada tabung westergrin. pada waktu 30 menit jumlah LED sampel A yaitu
1 mm, sampel B yaitu 2 mm, sampel C yaitu 0,6 mm dan sampel D yaitu 6 mm. Pada waktu
60 menit jumlah LED sampel A yaitu 2 mm, sampel B yaitu 4 mm,sampel C yaitu 0,7
mm dan sampel D yaitu 10 mm. Pada waktu 90 menit jumlah LED sampel A yaitu 3
mm, sampel B yaitu 7 mm ,sampel C yaitu 0,8 mm dan sampel D yaitu 14 mm.
Berat
jenis darah pada hewan berbeda-beda jenis kelaminnya dan keadannya serta laju
endap darah yang di ambil dari sampel darah ternak juga berbeda-beda hal ini di
pengaruhi oleh Faktor
eritrosit, plasma, dan teknik dapat mempengaruhi laju endap darah dan berat
jenis darah yang di ukur juga berbeda-bedaa sesuai dengan jenis sampel darahnya
hal ini di pengaruhui oleh berat jenis darah tergantung pada kosentrasi protein
plasma,kekentalan cairan darah sebagai suspense,derajat ke asaman PH dan
kandungan oksigen.
Daftar pustaka
Akbar.chairul. 2007. Laporan
Praktikum Fisiologi Hewan Dasar. Fakultas MIPA. Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta.
Anonim. 2008c. Definisi/Pengertian
Darah, Plasma Darah dan Fungsi Alat Sistem Transportasi Manusia. http://organisasi.org/ diakses 18 September
2013
Evelyn, Pearce C. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Gramedia Pustaka. Jakarta
Frandson, R.
D. 1992.
Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Radiopoetra,2000,Jendela
Ipteks,Jakarta:
balai Pustaka.
Radiopoetra,2000,Jendela
Ipteks,Jakarta:
balai Pustaka.
Senar,2012,sumber ilmu bermanfaat. Http://super senar blogspot.com.di
akses pada hari rabu tanggal 18-september 2013 pada pukul 23.17 wita.
Siregar,
H. 2003. Changes in Farmer Terms of Trade and Agricultural Net-Barter Terms
of Trade: An Empirical Analysis. Jurnal Manajemen dan Agribisnis, Vol. 1 No. 1, April 2003: 1-19.
Sonjaya. 2013a. Penuntun
Praktikum Fisiologi Ternak Dasar. Fakultas Peternakan. Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Sonjaya. 2013b. Bahan
Ajar Fisiologi Ternak Dasar. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Syarifudin, Abdul B.
2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal &
Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar